Monday, November 10, 2008

We Are All Made of Stars...


When the Strength and Beauty are Merged
... Growing in numbers, growing in speed... Can´t fight the future, can´t fight what I see...

Itulah lirik yang Anda dengar ketika membuka blog ini. Dibalik lesunya Visit Indonesian Year 2008 yang dicanangkan oleh Pemerintah, kita tak perlu risau. Malah mungkin sebaliknya malah tersenyum-senyum simpul.

(Bersambung)

... No one can stop us now, cause...
We are All Made of Stars...


May fun be with you.

Wednesday, January 16, 2008

Bringing Makassar City Closer to the World...!!!







Selain saling bertukar link berbentuk text pada masing-masing blog, terdapat juga assesoris blog di atas atau samping kanan, untuk ber-hyperlink ria:-) Silakan mengambil code HTML dan copy paste di blog Anda.


Sunday, April 1, 2007

Apa dan Siapa Itu ˝Duta Makassar˝



A. Warga Biasa
Siapapun yang pernah terlibat dan menghadiri event-event yang berthema ˝Makassar for Peace˝. Yakni sebuah move dari WARKOP ke WARKOP (Warung Kopi, yang kemudian saya plesetkan menjadi ´Warkop Institute´ dan beberapa simbol serta permainan kata (paronomasia) yang terpusat pada ´secangkir kopi´.) Dan lalu move tersebut kemudian ber-evolusi menjadi event berantai yang ditanda tangani oleh ribuan warga masyarakat Makassar. Mulai dari Pekerja, Mahasiswa, Pejabat Pemerintah, Pengusaha, Rektor, Lsm, Organisatoris, Agamawan, Budayawan.

Jadi terminologi ´Duta Makassar´ yang kami maksudkan disini adalah seseorang yang mempunyai pemikiran, ide, gagasan, –atas pilihannya sendiri- untuk bertindak dan bersikap sebagai ´utusan´, yang secara bersama-sama (atau secara sendiri-sendiri) membangun ´image´ kota Makassar, ke dalam dan atau ke luar Negri, dengan tidak melihat apa ´status´, ´jabatan´ dan ´institusi´ seseorang.

Semuanya berstatus ´warga´ pada level ´human´, yang beraktifitas, berkreasi, berprofesi, membangun generasi, turunan, makan dan minum di Makassar. Dari manapun asalnya. Termasuk jika ´seseorang´ tersebut adalah warga kota, daerah, propinsi lain, dan atau dari Negara lain sekalipun.

B. Bloggers
Siapapun, sahabat Se-blog dan se-tanah air yang membuat link ke http://makassar-travel.blogspot.com/ dan http://makassar-photos.blogspot.com/.

Saat ini, sahabat se-blog dan se-tanah air sebagai ˝Duta Makassar˝ , adalah:

A. SELAYAR BLOG
B. PEKANBARU-RIAU
C. BISOT INDOSIAR
D. CIPUKUN
E. JOBLESSGRADUATE (Web Directory: Travel, no. 11)
F. BALI GALLERY

Jadi, terima kasih banyak dudu untuk Sari´battangku (saudaraku) Selayar Blog, Bisot, Pekanbaru-Riau, Cipukun, Bobby (Bali Gallery) dan Adam (Joblessgraduate Web Directory / Australia) .

Saya harapkan, kedepan akan masih bertambah lagi, punna teai i katte-katte ngaseng, inaimo paeng?...:-)

Jadi, yang dimaksudkan dengan penggunaan term ´Duta´ adalah bersifat virtual dan eksis di alam maya, ini. Sekalipun dalam beberapa hal, ada beberapa event yang beberapa tahun lalu pernah terlaksana secara ´berantai´, tetapi semuanya saya arahkan untuk bermuara ke alam maya: Internet. Yakni dalam rangka menunggangi falsafah (katakanlah gitu) dari ´Open Source´ dan tak terbatas ruang dan waktu.

Untuk sementara, itu dulu yang bisa saya sampaikan mengenai isi ´unek-unek´ saya tentang ´Apa dan Siapa itu Duta Makassar´. Oleh karena di berbagai milis, saya terkadang menyebut diri sebagai ´The Perspective Drafter´(itu artina tukang sketsaji kodong...) sehingga tentunya, penjabaran di atas bukanlah sebuah ´definisi tertutup´.

Untuk itu, saya mempersilakan forum pembaca untuk sharing pendapat dalam hal memperkaya pemaknaan istilah (Duta Makassar) tersebut.



Terima kasih jai dudu, sudah mampir...
PatanYali

Makassar: A Place for Peace?

Makassar: A Place for Peace?
Mungkin ada diantara rekan Pembaca yang bertanya, mengapa judul tulisan ini diakhiri dengan tanda ´?´.

Bagi saya, Makassar sebagai ´A Place for Peace´ adalah sebuah bentuk cita-cita dalam state of mind saya sendiri, seorang warga biasa dan sebagai seorang Perantau.

Sehingga, apakah ´cita-cita´ tersebut -adalah dan atau- telah menjadi sebuah ´realitas´, tentunya hanya Anda, warga kota Makassar sendirilah yang masih berdomisili di Kota Angingmammiri bisa menjawabnya. Apakah ´cita-cita´ tersebut memang nyata membumi atau hanya berupa harapan seorang mantan warga dan rakyat biasa, yang bernama: PatanYali. ´Realitas´nya selalu kembali dan berada pada level ´state of mind´ kita masing-masing.
--------------------------------------
Hari ini, persis empat tahun lalu, Kamis, 3 April 2003, bertempat di Lapangan Karebosi, Makassar berkumpul sekurangnya 200 orang, mulai dari Rektor dan Pimpinan hampir semua Universitas, mahasiswa dan unsur Pemerintah kota Makassar, Agamawan serta Budayawan, dalam sebuah ´demonstrasi´ damai, dengan agenda ´Makassar for Peace´.

Pada kesempatan itu, naskah ´Makassar for Peace´ dideklarasikan oleh Walikota Makassar.
´Makassar for Peace´ adalah sebuah ´petisi´ yang terdiri dari lima butir, dimana dengan adanya aksi tersebut, memungkinkan setiap warga masyarakat Makassar -dari berbagai lapisan- untuk membawa ´image´ kota Makassar sebagai ´A Place for Peace and Cultural Understanding´, tidak saja bagi warganya sendiri, yang terdiri dari berbagai latar belakang etnik, agama dan budaya. Tetapi juga visi ´A Place for Peace and Cultural Understanding´ tersebut tersuarakan ke berbagai penjuru dunia, diantaranya melalui situs ´Earth for All´.

Pada tahun yang sama (kalau tak salah) April 2003, diperingati sebagai ulang tahun terbentuknya BP3M (Badan Promosi dan Pengembangan Pariwisata Makassar) bertempat di Sahid Hotel jalan Ratulangi, Makassar. Pada kesempatan tersebut, Bapak Nico Pasaka, selaku Ketua ASITA Sulawesi Selatan, sebagai salah satu Pembicara pada event tersebut, juga berkesempatan untuk mempresentasekan program ´Makassar for Peace´ kepada para undangan, diantaranya Walikota Makassar (pada waktu itu dijabat oleh HB. Amiruddin Maula) Ketua PHRI Sulsel H. Andi Ilham Mattalatta, Kepala Dinas Pariwisata serta Wakil, H. Abdullah Bone dan H. IR. Andi Karim Beso Msc, serta kalangan industri, Lsm, mahasiswa. media, dll.

Selanjutnya thema ´Makassar for Peace´ juga menjadi topik dalam perayaan Hari Perdamaian Sedunia, 21 September 2003 dalam bentuk Pameran Kartun dan Karikatur, berlangsung selama seminggu dan bertempat di Museum Kota. Dikuti seniman-seniman kartun dan karikatur asal Makassar, seperti Zainal Beta, pelukis tanah liat (gaya khas original) yang tidak hanya mengantungi penghargaan skala Nasional tetapi juga skala Internasional. Ada juga, pelukis naturalis-realis Mike Turusi, dan puluhan lainnya penyandang bakat sangat luar biasa yang selama ini belum terlirik sebagai potensi seni dan kreatifitas daerah kita.
(OOT: Hal yang tidak begitu mudah untuk mengaitkan karya karikatural dengan thema ´peace´. Ini terbukti oleh ´keteledoran´ kartunis asal Denmark, 2 tahun kemudian yakni tahun 2005. Bukannya ´peace´ yang menjadi resultnya, melainkan kekisruhan yang terjadi diberbagai belahan bumi ini. Haruskah mereka belajar pada seniman kartun kita?)

Akhir dari pameran tersebut, yakni 27 September 2003 adalah Hari Pariwisata Sedunia yang juga diperingati di Makassar, bertempat di Pantai Losari. Thema utama dari peringatan tersebut juga adalah ´Makassar for Peace´ yang saat itu dihadiri oleh -sekurangnya lima ribu warga masyarakat, pengusaha, Lsm, mahasiswa serta diliput oleh beberapa stasiun televisi swasta Nasional. Kali ini dikaitkan dengan thema lingkungan hidup, tersimbolkan dengan gerak jalan bersih-bersih ratusan peserta yang di´Nakhodai´ oleh Bapak H. Abdullah Bone, saat itu menjabat Kadis Pariwisata, Makassar.




˝Makassar for Peace˝ adalah sebuah formulasi ´image recovery program´ yang dilaksanakan secara ´berlapis´. Dan menurut penuturan Mr. Warren Whittaker (Bergelar Daeng Gassing) instruktur MTTP (Makassar Torusim Training Project, Ausaid) langsung kepada saya, bahwa model demikian itu belum pernah dilakukan di kota manapun di Indonesia.

Sebagai Penggagas dan Pencetus ´Makassar for Peace´, dan sebagai warga biasa kota Makassar, saya menyampaikan terima kasih atas dukungan pihak-pihak terkait dan masyarakat Makassar umumnya, yang ikut menyelenggarakan berbagai kegiatan yang terkait dengan thema ´Makassar for Peace´ termaksud, empat tahun lalu.









Empat Tahun Kemudian...
Saat ini, saya sedang berada di Croatia, Negri yang berstatus lima besar tujuan wisata dunia (No:1 di dunia pada tahun 2005, versi Lonelly Planet) diatas Italia dan Amerika Serikat, saya masih tetap mengupayakan untuk terus mengangkat citra kota kita yang sama kita cintai. Meskipun sudah tidak lagi berdomisili di Makassar.

Dengan beberapa sahabat di Negara ini, saya memformulasikan apa yang kami sebut sebagai ´Inclussor´. Sebuah kolaborasi yang terdiri dari Ngo dan Perusahaan, yang kami ´racik´ sebagai medium untuk selanjutnya membuat beberapa program yang berkaitan dengan ´how to promote your city and doing business at once´. (Sejujurnya kami akui agak lambat, akibat kesibukan masing-masing sehingga masih dalam tahap konsepsi dan draft. Meskipun telah didaftarkan pada Perlindungan Hak Intelektual Negara Croatia.)

Hal lainnya (membangun image kota), adalah dengan jalan menggunakan teknologi informasi. Sehingga, apa yang ada dalam benak saya -empat tahun lalu- adalah bahwa setiap warga kota, saya yakini, mereka bisa, sanggup dan mampu bertindak sebagai ´Duta Makassar´! Dan secara on-going process tetap bisa mengalir dan mewujud kedalam cita dan citra Makassar sebagai ´A Place for Peace and Cultural Understanding´.

Hingga disini, tidak menutup kemungkinan terlontar komentar khas made-in Makassar: Punna upa´...

Punna upa´?...
Tidak begitu salah, jika sekiranya ada yang berpendapat ˝Aah, punna upa´˝, ditengah-tengah maraknya berita-berita tanah air mengenai berbagai kekisruhan alam dan kesemrawutan sosial-ekonomi. Namun, diantara hiruk-pikuk berita-berita tersebut, selalu saja ada hal-hal kecil yang mungkin saja terlewatkan (thats what the blogs are for). Maka oleh karenanya, berikut ini saya -sebagai tukang sketsa- ingin membagi sebuah illustrasi kecil.

Beberapa waktu lalu, melalui berbagai milis, lokal maupun Nasional saya melempar wacana, yang bertajuk ´Human Scale City´. Nah, apa seng antu mae nikanayya ´Human Scale City´?

Human Scale City?




Yang jelas - Human Scale City- itu bukanlah merk handphone, mobil atau televisi keluaran terbaru, apalagi merk sebuah piring terbang. Untuk mendapatkan ´gambaran umum´, saya mengajak pembaca ini untuk menyimak tulisan berikut:

17 January 2007
Saya menerima tembusan pertanyaan tentang seorang wanita (katakanlah namanya Sitti Kebo´ :-) warga Australia yang ingin mengunjungi Makassar:
i'm wondering whether it would be worthwhile to head over to makassar, i would be 19 years old, female from south australia. is it safe?
(Terjemahan bebas: Kupikir-pikir, apakah baik saya menuju Makassar, saya seorang wanita, usia menjelang 19 dari Australia Selatan. Apakah aman?)



31 January 2007
Karena satu hal, saya baru bisa menjawabnya beberapa hari kemudian (Dgn bahasa Inggris yang sedikit kicau-beliau strukturnya, karena juga sementara berusaha menguasai komunikasi dalam bahasa Croatia.) Saya lalu memberinya informasi melalui blog yang isinya terdapat travel tips, photo-photo yang dikirimkan beberapa expat, ketika saya masih di Makassar.
Jawaban saya, sebagai berikut:

I am from Makassar originaly... But I no longer living in Indonesia. I would be happy to help you to find information about traveling in Makassar, in order to answer your question.Some of the travel tips are mentioned in (..nama blog... dan situs).



(Terjemahan bebas: Aslinya saya orang Makassar, tapi sudah tidak berdomisili lagi di Indonesia. Saya coba bantu mencarikan informasi untuk menjawabmu. Ini ada beberapa travel tips di blogku...)Dan karena ingin memberi informasi yang lebih dekat dengan situasi aktual, saya juga menanyakannya ke beberapa forum lokal yang anggotanya berasal dari kota tersebut.



Tanggal 5 Maret 2007
Saya mendapatkan informasi, -juga dari seorang warga Australia- (katakanlah namanya Daeng Kulle :-) yang berdomisili di Makassar, sebagai berikut:



Currently I live in Makassar for over 10 months. It is a nice city. No traffic jam, great food, Great outdoor activity such as Diving, Fishing, Jetboat riding. Its all about the beach and sea activity. Temperature is a bit hot, just like Brisbane on December. Local authority pays a lot attention to the safety of Makassar since the government plan to develop makassar as one of the tourism destination on Indonesia.Want to know more about makassar, just email me : xxxx@xxxx.com

(Terjemahan bebas: Sekarang ini sudah lebih dari 10 bulan saya tinggal di Makassar. Kota yang asyik punya, tak ada kemacetan, makanannya enak, aktifitas alam yang luar biasa misalnya menyelam, mancing, jetboat. Semuanya menyangkut pantai dan aktifitas laut. Cuaca lumayan panas, mirip Brisbane kalau bulan Desember. Pemerintah lokal memberikan perhatian besar atas keamanan Makassar, sejak pemerintah merencanakan untuk mengembangkan Makassar sebagai tujuan wisata Indonesia. Kirimi saya email, kalau mau tahu lebih jelas tentang Makassar.)



Dan informasi tersebut saya lalu forward ke penanya awal (Sitti Kebo´). So far, everybody happy. Meskipun saya masih bertanya-tanya apakah betul tak ada kemacetan lalu-lintas di Makassar?

Jadi, apa yang dimaksud dengan ´Human Scale City´?



Artian berdasarkan hasil fikiran ´intuitive´ saya (tanpa berdasarkan text teori dan text buku) adalah sebuah wilayah perkotaan untuk bertempat tinggal yang tidak saja membuat warganya sendiri merasa nyaman dan tentram untuk hidup, berkeluarga, berorganisasi, beraktifitas, berkreasi dan rekreasi, serta berprofesi. Tetapi juga sekaligus adalah sebuah tempat yang membuat warga dari kota, daerah, wilayah dan propinsi lain, budaya, etnik dan agama lain, bahkan warga dari Negara lain, merasakan hal sama seperti yang dirasakan oleh warga lokal kota tersebut, yakni pada skala ´human´.

Persis, seperti apa yang digambarkan oleh seorang warga pengunjungnya yang berasal dari luar Negri tersebut di atas.

Maka, terlepas dari ada macet atau tidak -dari lokasi yang berjarak setengah bumi- saya harus mengacungi dua jempol saya kepada Pemerintah Makassar, baik periode sebelumnya, dan juga periode saat ini. Tentunya juga kepada segenap warganya, online maupun offline. Ewako cikali...:-)
Selain illustrasi di atas, juga kami akan mencoba (sesuai kesempatan dan waktu yang tersedia, tentunya) untuk memberikan gambaran-gambaran tentang berbagai kota di negara-negara lain, yang kebetulan pernah kami kunjungi, dalam blog: http://kota-kita.blogspot.com/


˝You may say I am a dreamer, but I am not the only one... I hope someday you join us... And the world will be as one...˝ (Imagine, by John Winston Lennon.)


Terima kasih jai dudu, telah sudi untuk mampir.



-------------------------------------------
Note: Tulisan ini sekaligus sebagai ´nostalgia´ dengan teman-teman. Apalagi ingat masa-masa makan coto, pallu butung, sop konro, sop saudara, lawara, bayao kannasa´, songkolo, juku mairo kalotoro´ & sunu kalotoro´, mie titti dan pangsit mie... Assauna dottoro´...:-)
Sitti Kebo´ dan Daeng Kulle adalah nama samaran, dalam rangka Humorisasi :-)
-------------------------------------------
Gambar dan Photo:
Demi menghormati karya dan kreatifitas para Photographer yang berpartisipasi melalui blog ´Duta Makassar´, maupun blog ´Makassar Travel´ dan ´Makassar in Pictures´, maka gambar maupun photo yang ada dalam blog-blog tersebut tidak untuk dicopy, digandakan, dipublikasikan, ke dalam berbagai bentuk media lainnya, offline maupun online. Kecuali ada penyampaian tertulis dari kami, melalui email warkop_institute@yahoo.com.

Terima kasih.
-------------------------------------------------------------
Photographer: Pieter. C.
-------------------------------------------------------------
Slide Duta Makassar:
Jika ada diantara Sari´battang yang ingin menampilkan slide ´Duta Makassar´ keblog-nya masing, masing, silakan mengirim email ke warkop_institute@yahoo.com untuk kami kirimkan code HTML-nya. Demikian juga jika ingin gambar, photo, atau logo blog-nya ingin kami sertakan kedalam slide tersebut.
-------------------------------------------------------------

Assesoris Blog Untuk Saudara-Saudara Se-Duta Makassar

Selain saling bertukar link berbentuk text pada masing-masing blog, terdapat juga assesoris di bawah untuk melakukan hyperlink. Silakan mengambil code HTML dan copy paste di blog Anda.



Atau...