Sunday, April 1, 2007

Human Scale City?




Yang jelas - Human Scale City- itu bukanlah merk handphone, mobil atau televisi keluaran terbaru, apalagi merk sebuah piring terbang. Untuk mendapatkan ´gambaran umum´, saya mengajak pembaca ini untuk menyimak tulisan berikut:

17 January 2007
Saya menerima tembusan pertanyaan tentang seorang wanita (katakanlah namanya Sitti Kebo´ :-) warga Australia yang ingin mengunjungi Makassar:
i'm wondering whether it would be worthwhile to head over to makassar, i would be 19 years old, female from south australia. is it safe?
(Terjemahan bebas: Kupikir-pikir, apakah baik saya menuju Makassar, saya seorang wanita, usia menjelang 19 dari Australia Selatan. Apakah aman?)



31 January 2007
Karena satu hal, saya baru bisa menjawabnya beberapa hari kemudian (Dgn bahasa Inggris yang sedikit kicau-beliau strukturnya, karena juga sementara berusaha menguasai komunikasi dalam bahasa Croatia.) Saya lalu memberinya informasi melalui blog yang isinya terdapat travel tips, photo-photo yang dikirimkan beberapa expat, ketika saya masih di Makassar.
Jawaban saya, sebagai berikut:

I am from Makassar originaly... But I no longer living in Indonesia. I would be happy to help you to find information about traveling in Makassar, in order to answer your question.Some of the travel tips are mentioned in (..nama blog... dan situs).



(Terjemahan bebas: Aslinya saya orang Makassar, tapi sudah tidak berdomisili lagi di Indonesia. Saya coba bantu mencarikan informasi untuk menjawabmu. Ini ada beberapa travel tips di blogku...)Dan karena ingin memberi informasi yang lebih dekat dengan situasi aktual, saya juga menanyakannya ke beberapa forum lokal yang anggotanya berasal dari kota tersebut.



Tanggal 5 Maret 2007
Saya mendapatkan informasi, -juga dari seorang warga Australia- (katakanlah namanya Daeng Kulle :-) yang berdomisili di Makassar, sebagai berikut:



Currently I live in Makassar for over 10 months. It is a nice city. No traffic jam, great food, Great outdoor activity such as Diving, Fishing, Jetboat riding. Its all about the beach and sea activity. Temperature is a bit hot, just like Brisbane on December. Local authority pays a lot attention to the safety of Makassar since the government plan to develop makassar as one of the tourism destination on Indonesia.Want to know more about makassar, just email me : xxxx@xxxx.com

(Terjemahan bebas: Sekarang ini sudah lebih dari 10 bulan saya tinggal di Makassar. Kota yang asyik punya, tak ada kemacetan, makanannya enak, aktifitas alam yang luar biasa misalnya menyelam, mancing, jetboat. Semuanya menyangkut pantai dan aktifitas laut. Cuaca lumayan panas, mirip Brisbane kalau bulan Desember. Pemerintah lokal memberikan perhatian besar atas keamanan Makassar, sejak pemerintah merencanakan untuk mengembangkan Makassar sebagai tujuan wisata Indonesia. Kirimi saya email, kalau mau tahu lebih jelas tentang Makassar.)



Dan informasi tersebut saya lalu forward ke penanya awal (Sitti Kebo´). So far, everybody happy. Meskipun saya masih bertanya-tanya apakah betul tak ada kemacetan lalu-lintas di Makassar?

Jadi, apa yang dimaksud dengan ´Human Scale City´?



Artian berdasarkan hasil fikiran ´intuitive´ saya (tanpa berdasarkan text teori dan text buku) adalah sebuah wilayah perkotaan untuk bertempat tinggal yang tidak saja membuat warganya sendiri merasa nyaman dan tentram untuk hidup, berkeluarga, berorganisasi, beraktifitas, berkreasi dan rekreasi, serta berprofesi. Tetapi juga sekaligus adalah sebuah tempat yang membuat warga dari kota, daerah, wilayah dan propinsi lain, budaya, etnik dan agama lain, bahkan warga dari Negara lain, merasakan hal sama seperti yang dirasakan oleh warga lokal kota tersebut, yakni pada skala ´human´.

Persis, seperti apa yang digambarkan oleh seorang warga pengunjungnya yang berasal dari luar Negri tersebut di atas.

Maka, terlepas dari ada macet atau tidak -dari lokasi yang berjarak setengah bumi- saya harus mengacungi dua jempol saya kepada Pemerintah Makassar, baik periode sebelumnya, dan juga periode saat ini. Tentunya juga kepada segenap warganya, online maupun offline. Ewako cikali...:-)
Selain illustrasi di atas, juga kami akan mencoba (sesuai kesempatan dan waktu yang tersedia, tentunya) untuk memberikan gambaran-gambaran tentang berbagai kota di negara-negara lain, yang kebetulan pernah kami kunjungi, dalam blog: http://kota-kita.blogspot.com/


˝You may say I am a dreamer, but I am not the only one... I hope someday you join us... And the world will be as one...˝ (Imagine, by John Winston Lennon.)


Terima kasih jai dudu, telah sudi untuk mampir.



-------------------------------------------
Note: Tulisan ini sekaligus sebagai ´nostalgia´ dengan teman-teman. Apalagi ingat masa-masa makan coto, pallu butung, sop konro, sop saudara, lawara, bayao kannasa´, songkolo, juku mairo kalotoro´ & sunu kalotoro´, mie titti dan pangsit mie... Assauna dottoro´...:-)
Sitti Kebo´ dan Daeng Kulle adalah nama samaran, dalam rangka Humorisasi :-)
-------------------------------------------
Gambar dan Photo:
Demi menghormati karya dan kreatifitas para Photographer yang berpartisipasi melalui blog ´Duta Makassar´, maupun blog ´Makassar Travel´ dan ´Makassar in Pictures´, maka gambar maupun photo yang ada dalam blog-blog tersebut tidak untuk dicopy, digandakan, dipublikasikan, ke dalam berbagai bentuk media lainnya, offline maupun online. Kecuali ada penyampaian tertulis dari kami, melalui email warkop_institute@yahoo.com.

Terima kasih.
-------------------------------------------------------------
Photographer: Pieter. C.
-------------------------------------------------------------
Slide Duta Makassar:
Jika ada diantara Sari´battang yang ingin menampilkan slide ´Duta Makassar´ keblog-nya masing, masing, silakan mengirim email ke warkop_institute@yahoo.com untuk kami kirimkan code HTML-nya. Demikian juga jika ingin gambar, photo, atau logo blog-nya ingin kami sertakan kedalam slide tersebut.
-------------------------------------------------------------

1 comment:

Dessy Eka Pratiwi said...

semoga kita dapat membangun, mengembangkan, melestarikan dan menjaga
Kebudayaan dan Alam Indonesia